Kamis, 25 Agustus 2016

Lenggak Lenggok Mayoret Menghilangkan Sepi




Tidak ada hal yang spesial di hari liburku ini. 

Kamis 25 agustus 2016 pukul 08.00 WIB aku beranjak dari kamar tidurku yang menjadi tempat persembunyian ternyaman bagiku. Tubuh yang malas untuk mengawali hari, aku paksa mengambil handuk di sampiran baju, lanjut berjalan setapak demi setapak menuju kamar mandi yang begitu dingin saat itu. Oke, mungkin jika aku mandi bada akan terasa segar dan bisa jernihkan pikiranku yang sedang suntuk.

Air yang keluar dari shower menghujani kepala dan sekujur tubuh. Hmmmm serasa fress dan terbang di awang" sementara. Rasa gelisah larut bersamaan dengan air yang jatuh. "Huft Segeer".

Selesai dari ritual mandi, aku bergegas memakai kaos hitan kesayanganku. Lanjut aku ambil bantal dikamar lalu berguling ria di tempat tidur hahaha. Sungguh miris memang, tapi begitu nyaman.

"Emm, sudah lama juga aku tidak nonton tv". Terselip dalam angan untuk menyalakan televisi yang ada dikamar ketika jam menunjukan pukul 09.00.  Seperti memainkan stik game, aku tekan-tekan remot tv sekedar melihat-lihat chanel yang bagus. Tapi sayang acaranya disemua chanel hampir membuatku muak. Dari acara Talk Show selebriti yang ga' jelas, ceritain anak selep yang kasih kado mamanya yang sedang ulang tahun. Ada lagi acara yang katanya Gudang Musik tapi isinya kekonyolan para Host. Haduuh acara apa an ini yak. Ya Tuhan, gimana nasib anak bangsa ini jika isi tv kaga ada yang jelas gini. . . 
Oke lanjut chanel terakhir, kalau masih aja alay, aku mending pilih tidur. Hmmm.

"Eh, ada film Syahrulkan bagus kayaknya". Ujarku melihat film india. Aku tonton tu film sampai akhir jam 11.00 WIB. Bukan malah terhibur mala buat aku semakin nyungsep hahaha. Kok bisa, ya bisa. Di film itu di ceritain, Si syahrulkan mencintai seseorang yang mau menikah, dan yang buat shoot di film itu adalah si Syahrulkan sudah memiliki istri. Wow keren ini, haha. Gimana ngga' keren saling mencintai namun sudah punya pasangan. Huft selingkuh lagi selingkuh lagi. Tapi ada kata" yang menarik yang aku ambil dari situ. Apa itu?

"Dalam cinta tak ada paksaan, apa jadinya jika menikah tanpa cinta. Kau hanya memiliki tubuh dan hidupnya tapi tidak untuk hatinya. #Asyek haha. Intinya akhir dari filmi itu, mereka berpisah dan bertemu 3 tahun setelah perceraian. Dan hidup bahagia the end hmmm....

Fine, dari situ aku jadi inget sama tulisannya yang belum rampung. Muncul beberapa ide dari film itu, akhirnya aku bergegas mengambil leptop dan beberapa buku lalu aku masukan ke tas. Aku mengambil kunci motor, whuzzz aku cabut dari rumah dan pergi ke warung kopi langganananku.

12.00 WIB aku tiba di warung.
Aku memesan Es Capucino dan beberapa cemilan yang bisa dimakan. Lanjut aku buka leptop dan menulis semua imajinasi  lalu ku rangkai setip huruf menjadi kata kemudian setiap kata menjadi sebuah kalimat. Oke 1 halaman sudah aku tulis, aku sulut satu batang rokok untuk refres otak biar ngga kaku.

" Mas, kok tumben rame ya". Tanyaku pada memilik warung untuk basa basi

"Iya bro, ada karnaval". 

" whats karnaval?," batinku, , bisa ga fokus nulis nie. Dan itu benar, aku jadi tidak fokus nulis. Yang ada mala melototin mayoret yang pinggulnya melenggak lenggok seperti bebek mau kawin hehehe. Oh my God, apa yang sedang aku pikirkan hahaha. Tapi tak apalah buat hiburan mumpung libur juga apa salahnya liat hehe. Pikir mesumku!!

Tapi ada yang aneh aku rasakan. Bukan senang atau gembira disuasana itu. Aku malah terjebak dalam angananku. Ya aku terjebak, "Hari yang cerah untuk jiwa yang sunyi". Di keramaian aku masih merasa sepi, entah kenapa aku hanya terdiam disudut meja warung dan menulis artikel oret-oret ini....

Andai saja ada 1 teman mungkin aku tak kan kesepian. Huft. Ayo sadar broo... Semangat.!!! Batinku bergelik.
Gimana ga sepi. Temen yang biasanya aku ajak ngopi udah melalang buana menjadi anggota bajak laut(Jadi ABK) hmmm, gebetan tak punya, apa lagi pacar hahaha.. Oke fine. Tak masalah, aku masih punya pemilik warung untuk aku bisa ajak ngobrol.

Sekarang pukul 14.00 WIB.
Pawai masih berlangsung. Lalu lalang kendaraan, lautan manusia berkumpul. Melihat pertunjukan setahun sekali. Tapi entah kenapa sepi ini tetap menghantui..

Sampai aku berhenti menulis ini, aku masih menikmati lenggak lenggok pinggul si mayoret untuk sejenak melupakan sepi. Hehehe....

Oke bye, lanjut nanti ye, , , ,

Salam semongko. . . .

0 komentar:

Posting Komentar