Jumat, 05 Agustus 2016

BLACK Ep. Gone - Prolog


PROLOG
"Haaaah... Haaah... Haaah". Suara hela nafas yang lelah tak beraturan keluar masuk dari mulut D', di ikuti badan yang mulai mendoyong-doyong dengan penuh luka sayatan dan darah, ia tetap berusaha sadar dan bangun dibalik tubuh yang hapir roboh tergeletak tak berdaya di gang jalan sepi itu.
 
"Hmm... Kau terlambat D'." Sosok pria mesterius berpakaian hitam sabil tersenyum ringan memandang jam tangan dipergelangan kirinya yang telah menunjukan pukul 01.04 malam. 

"Kau memang manusia istimewa yang pernah ada D' tapi kau juga adalah manusia yang paling bodoh. Kau tahu, apa yang menyebabkanmu menjadi bodoh. Hatimu D', Hatimu lemah. Kau kira dengan mengisi hati dengen cinta semua bisa menerimamu dan bisa menghapuskan kebencianmu, Hmm?". Desis cakap pria itu padanya dan sesaat terdiam dan suasana pun menjadi sedikit tenang, hening namun canggung.

"Hehe kau munafik D', ketahuilah anjing tetaplah anjing dan jangan berhayal menjadi pangeran suci. Ingat kau lahir dari kebencian, kau tersisih dan tak ada jalan untukmu pulang dan kembali. Hmm, kau lemah D', dan sekarang izinkan aku membantumu melepes kelemahan dan ketakutanmu itu D', hehehe". Nada tinggi si pria itu meyakinkan ucapannya pada D'.

D' menatap tajam sosok pria misterius dihadapannya itu dengan pandangan yang mulai remang - remang berkunang dan tatapan mata penuh kebencian tertujuh pada pria itu. Tak lama setelah ia berhenti bicara kemudian pria itu menodongkan pistol dikepala seorang wanita berparas cantik dengan dress putih agak kumal yang tesipu di sebelah pria tersebut.

"Jedeeeeeeeerrrrrrr!!!".

*****


"Liinaaaaaaaaaaaa!!!". 

Jerit D' terperanjat dari tempat tidurnya dengan nafas yang terengah-engah, "Haah..Haah..Haah". Keringat dingin bercucuran di tubuh besar berotot itu. Perasaan cemas dan takut menyelimuti bayangan dibenaknya, sejenak D' menenangkan pikirannya yang sedang kacau itu dengan menghela nafas panjang, "Hemmmmmm!!". 

Setelah ia rasa agak mending, D' menoleh ke kiri melihat tato hitam bercorak api dilengan tangannya sambil berangan dan meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja pada dirinya namun ia tetap saja terpaku di atas ranjang kasur warna putih dengan selimut yang berantakan. 

"Mimpi!", D' berbisih lirih pada dirinya, sekali lagi ia mengambil nafas panjang dan menyakinkan dirinya bahwa yang di alaminya itu hanyalah mimpi. Dua menit berlalu, D' bangun dari lamunannya dan berdiri mencoba merapikan tempat tudurnya. Bergegas ia mengambil handuk  berwarna putih kecoklatan dan sesegera ia menyampirkanya dipundak lantas berjalan ke kamar mandi disudut ruang itu. 
 
"Tok..Tok..Tok!!!". Terdengar ketokan suara pintu dari luar.

" Tokk..Tokk..Tok!!". Gedoran pintu itu semakin keras dan akhirnya D' menyadari ada suara ketukan pintu depan kontrakannya dan bergegas memakai handuk namun ia masih mengigit sikat giginya yang masih berbusah. Iya, saat itu D' masih dikamar mandi membersikan dirinya dan bergegas berangkat kerja, karena jam sudah menunjukan pulul 07.30. 

"Siepa sih, pigi-pigi gini ngehor-gehor pintu keres benget". Gumam dari mulutnya yang penuh busa pasta gigi sambil berjalan menuju pintu depan sambil meneruskan giat sikat giginya.

"Iyaa, Sebentar!!".

"Seeeeetttt!!". D' membuka pintu perlahan. "Iyaa, ada apa? Ngga tau orang lagi mandi apa?". Sahut D' cuek dengan mulut yang masih berbusa tanpa melihat wajah si tamu.

"Hey D', kau masih saja sama seperti dulu ya!". Sapa si tamu itu, 

"KAUUU!!!". D' melotot kaget melihat wajah si tamu misterius itu. . . . .


TO BE CONTINUE CHAPTER 001. . . .

0 komentar:

Posting Komentar